Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga
menyebabkan seseorang menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti
penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa
dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat
kurang gerak. Gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja (sedentary)
dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok,
pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular,
seperti: penyakit jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing
manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan
kecemasan.
Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar
masyarakat Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok pedesaan.
Orang yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara
teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih
tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya
hidup sebaliknya. Faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga
terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunyai
risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi
dibanding yang tidak menderita diabetes.
Pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) bertujuan agar
masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut menjadi bergerak
agar sehat dan bugar. Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan
fisik dan atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat.
Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
wah informasinya bagus dan bermanfaat. terimakasih
BalasHapusterimakasih atas infonya!
BalasHapus